Cari Blog Ini

Jumat, 21 Oktober 2011

Bumi Khayangan Dieng

Dataran Dieng punya sebutan yang lain lebih di kenal dengan
nama Dieng Plateu, dalam Volcanology sering di sebut Dieng Volcano
Complex dengan ketinggian 2.093 mdpl..

Dingin… lah, jadi kalau punya sleeping Bag, bawa… kalau nggak Punya,
bawa Jacket, kaos kaki, dan kupluk.. biar hangat..

apa yang bisa di visit:
sejarah, dieng terkenal dengan sejarah kerajaan Kalingga, juga terkenal
dengan Volcano Complex, dalam trip ini, kita akan berkunjung ke beberapa
Candi diantara nya Candi Arjuna, Candi Gatot Kaca, Candi Bima.. dan kita
juga akan visit Kawah Cikidang, Kawah sileri, Telaga Warna dengan warna
merah, hijau, biru, putih, dan dieng Theater. tentu jangan lewatkan
untuk Intip Sunrise…Dataran tinggi Dieng adalah kawasan yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa (seumpama ditarik garis diagonal pada peta Pulau Jawa). Lebih lanjut pada tulisan ini Dataran Tinggi Dieng akan disebut dengan Dieng saja. Dieng adalah sebuah tempat yang menakjubkan dan kaya akan beragam keunikan budaya. Berikut inilah kisahnya.

Dieng berada dalam 5 wilayah kabupaten yaitu: Batang, Kendal, Temanggung, Wonosobo dan Bajarnegara.
Sedang letak astronomis ada pada sekitar 7,20º Lintang Selatan dan 109,92 º Bujur Timur dan pada ketinggian ketinggian ± 2.095m dpa. Mungkin kalau pada Google Earth bisa dimasukkan Latitude: -7,20 dan Longitude: +109,92.
Nama Dieng (konon) berasal dari bahasa Indonesia Purba (sebelum bahasa Kawi) atau mungkin bahasa Sunda Kuna dan bukan bahasa Sansekerta, “Di” dan “Hyang” yang berarti Kediaman Para Dewa ( The Gods Abode). Dari kawasan Dieng ini, sumber mata air Sungai Serayu berada. Sungai Serayu adalah sungai yang mengalir di daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bermuara di Cilacap. Sumber mata air ini disebut dengan Tuk Bimo Lukar (Mata-air Bimo Lukar). Tuk Bimo Lukar selain sebagai mata air Sungai Serayu konon juga dipercayai dapat membuat awet muda.
Candi-candi di Dieng dipercaya sebagai tanda awal peradaban Hindu di Pulau Jawa pada masa Sanjaya pada abad ke-8. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gugusan candi di Dieng yang konon untuk memuja Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut antara lain: Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Gatot Kaca. Sedangkan untuk penamaan candi-candi itu sendiri dipercaya baru dimulai pada abad ke-19. Hal ini ditunjukkan dengan adanya relief-relief yang ada pada candi tersebut. Misalnya pada Candi Srikandi, relief yang terlukis justru merupakan penggambaran dari wujud Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut dibangun dengan menggunakan konstruksi batu Andesit yang berasal dari Gunung Pakuwaja yang berada di Selatan komplek Candi Dieng.
Dieng terbentuk dari gunung api tua yang mengalami penurunan drastis (dislokasi), oleh patahan arah barat laut dan tenggara. Gunung api tua itu adalah Gunung Prau. Pada bagian yang ambles itu muncul gunung-gunung kecil yaitu: Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja.
Beberapa gunung api masih aktif dengan karakteristik yang khas. Magma yang timbul tidak terlalu kuat tidak seperti pada Gunung Merapi. Sedangkan letupan-letupan yang terjadi adalah karena tekanan air bawah tanah oleh magma yang menyebabkan munculnya beberapa gelembung-gelembung lumpur panas. Fenomena ini antara lain dapat dilihat pada Kawah Sikidang atau Kawah Candradimuka .
Untuk antisipasi terjadinya bahaya vulkanik Direktorat Vulkanologi dan MITIGASI Bencana Geologi secara terus menerus memantau aktifitas vulkanik di Pegunungan Dieng.Dieng memang tempat yang elok dan damai serta menyimpan sejuta tantangan gairah para ilmuwan untuk melakukan penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar